Karya Nur Aisha
Mentari yang terselimuti oleh mendung
Bersamaan dengan tanya yang masih mengukung
Sejak sekian lama tentangmu
Malu-malu sang mentari dipagi nan menyejukkan
terbayang lagi
Senyum dirimu yamg kurindukan
Wahai sang mentari yang menyinari pagi
Andai ku bisa mengapaimu dan ku peluk dirimu
Pasti akan ku bawah kau ke dalam hidupku
Perlahan kubuka jendela dengan debur rasa di dada
Sebagai penuh harap ada sapamu menanti
Bak napas panjang dalam kehampaan yang kian pekat
Karna tak ada seyummu menanti
Tatapanku hanya pada sang embun yang berjuntai
bening indah diujung dedaunan
Kupu-kupu riang melingkari bunga-bunga ditaman
Memikirkan tak ada salam kau titipkan dan tak ada lirih
suarahmu dalam tegur sapa
Dengan senyum hambar yang sersisa ku biarkan jendela
terbuka
Agar sepoi angin tetap menerpa wajahku
Disini di lengkung kemilau mentari pagi ku ukir namamu
Ku pahat dengan indah dengan tajamnya belati rinduku
Akan tetapi ada yang berubah tanpa kusadari
Entah sejak kapan dimulai, bak mati suri rinduku tak
bisa lagi ku sentuh
Kemanakah engkau bersembunyi wahai mentari ku