Senin, 28 September 2020

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI MASA PENDEMIK COVID 19

 

MARSIDA RASYID

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG KUPANG

KOMISARIAT K.H.AHAMD DAHLAN



Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah termasuk NTT memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah￾sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia. Terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. 

Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring. Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dansiswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alaminoleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya pada tahun 2020S

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini 

orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. 

Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bmbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni 

kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, 

Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. 

Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihaksekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula 

dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin

YAKUSA 

(YAKIN USAHA SAMPAI)





INDONESIA DAN PARADOKS REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 

HASNAWATI HUSEN

HIMPUNAN MAHASISWAISLAM CABANG KUPANG KOMISARIATIPPERTATEK

2020

Pengantar

Perubahan adalah sesuatu yang pasti, sudah menjadi adagium bahwa sesungguhnya tidak ada yang abadi, karna satu-satunya yang abadi ialah perubahan itu sendiri. Dalam sebuah dialog yang dilaksanakan oleh acara TV Lokal kakanda Dr Umar Sulaiman yang hadir sebagai pembicara waktu itu, beliau mengutip perkataan tokoh ilmuan Islam Ibn Khaldun bahwa "Perubahan adalah Kehendak sejarah, bagi barang siapa yang tidak siap menghadapi perubahan maka ia harus siap digilas olehsejarah".

Oleh karna Itu setiap kita harus senantiasa beradaptasi dengan perubahan, apabila kita tidak mampu untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman maka kita bisa tergilas bahkan mengalami kesengsaraan dalam kehidupan.

Dalam sejarah Peradaban Manusia terhitung semenjak 200.000 tahun yang lalu, ada begitu banyak perubahan yang terjadi bahkan tidak bisa dihitung jumlahnya. Dalam upaya membaca gerak arah perubahan para ilmuwan berlomba- lomba menganalisis bagaimana dampak perubahan yang terjadi baik pada manusia maupun alam dalam perspektif kelimuannya masing-masing. Istilah yang digunakan dalam menjelaskan tahap-tahap perubahan baik secara global maupun lokal pun berbeda.

Sebut saja diantaranya Yuval Noah Harari yang menjelaskan secara komprensif tentang riwayat singkat umat manusia dimana ia membagi ada 3 revolusi penting yang mempengaruhi sejarah peradaban manusia.1Alvin Toffler juga membagi perkembangan manusia menjadi tiga gelombang, 2dalam skala Indonesia Anis Matta ketua Umum Partai Gelora juga menggunakan istilah yang sama dengan Alvin yakni gelombang dalam menjelaskan sejarah perjalanan Indonesia dari menjadi Indonesia menuju Negara modern dalam bukunya gelombang ke III Indonesia. Perubahan yang terjadi selama-lama berabad-abad ini memiliki dampak yang sangat besar, salah satu diantaranya adalah perubahan dibidang Industri, revolusi Industri inilah yang menjadi topik penulis untuk melihat bagaimana proses revolusi Industri terjadi dan apa dampak yang terjadi pada negara Indonesia.

1Tiga revolusi penting menurut Harari adalah revolusi kognitif, revolusi pertanian, dan revolusi sains. Lebih lengkap lihat yuval noah harari dalam Sapiens:Riwayat Singkat Umat Manusia (2018)

2Alvin membagi tiga gelombang dengan tahapan zaman pra sejarah, zaman Industri dan zaman informatika. Lihat Karya lengkap Nurcholis madjid (2020)

Perubahan revolusi Industri memberikan dampak yang positif bagi perkembangan Indonesia, tetapi disisi lain kehadiran revolusi Industri di Indonesia juga memiliki dampak negatif bagi rakyat Indonesia bila tidak diantisipasi secara baik oleh rakyat Indonesia. Inilah yang menurut penulis ada sesuatu yang Paradoks dalam kehadiran revolusi Industri sehingga perlu adanya upaya untuk menjaga dan menjadikan kehadiran Revolusi Industri 4.0 paling tidak sedikit lebih banyak memberikan dampak yang baik bagi Peradaban Indonesia bukan justru sebaliknya menghancurkan peradabanIndonesia.

Sejarah singkat Revolusi industri

Revolusi industri1.0

Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar yang cepat dan radikal yang mempengaruhi corak kehidupan manusia. Sejarah mencatat sekitar tahun 1800-1900 merupakan periode Revolusi Industri 1.0. Inggris merupakan negara yang mempelopori terjadinya Revolusi Industri. Saat itu secara politik Inggris memiliki masyarakat yang stabil dan merupakan negara kolonial terbesar di dunia. Dengan terjadinya revolusi industri, maka negara-negara koloni Inggris berperan sebagai sumber bahan baku industri dan merupakan wilayah pemasaran barang-barang hasil manufaktur.

Kehidupan masyarakat sebelum Revolusi Industri terkonsentrasi di pedesaan yang mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian yang pendapatannya sangat minim dan terbatas. Namun dengan terjadinya Revolusi Industri, lapangan kerja di sektor manufaktur mulai meningkat sehingga penghasilan dan taraf hidup kehidupan masyarakat berangsur membaik.

Faktor kunci terjadinya Revolusi Industri juga dipengaruhi oleh timbulnya revolusi di bidang ilmu pengetahuan yang mulai berkembang  sejak pertengahan abad ke-16. Saat itu muncul banyak ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahun dengan melakukan riset danpenelitian.

Sektor industri yang mengawali Revolusi Industri 1.0 , diantaranya :

Industri Tekstil

Di awal era industrialisasi dan mekanisasi, inovasi di sektor industri tekstil mengalami perkembangan yang luar biasa. Hal ini diawali dengan pembuatan mekanisasi mesin pintal. Mesin pintal merupakan temuan inovasi yang mengubah corak sektor industritekstil.

Produksi tekstil yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia berubah menggunakan tenaga mesin yang tentu bisa lebih efisien dan efektif. Produktivitas produksi tekstil mengalami peningkatan berlipat-lipat .Tumpuan industri tekstil yang semula menggunakan tenaga manusia berubah menjadi tenaga mesin.

Industri Besi dan Baja Perkembangan inovasi disektor

pertambangan juga mengalami kemajuan pesat. Dengan ditemukannya inovasi produksi ,proses pembuatan besi dan baja bisa lebih murah. Biaya proses pembuatan besi dan baja murah merupakan tonggak sejarah berkembangnya industri permesinan dan transportasi. Besi dan baja memperkokoh perkembangan revolusi industri berikutnya. Besi dan baja keduanya merupakan bahan penting yang digunakan untuk pembuatan berbagai peralatan dan infrastruktur penting lainnya.

Industri Transportasi

Sebelum revolusi industri barang-barang hasil produksi diangkut dengan menggunakan tenaga hewan. Namun setelah ditemukannya mesin uap dan kapal uap proses pengiriman barang produksi kelokasi yang jauh bisa menggunakan kapal laut dan kereta api.

Revolusi industri2.0

Pada periode ini terjadi kemajuan industri yang sangat cepat di Inggris, Jerman, Amerika, Perancis, dan jepang. Selanjutnya revolusi industri ini menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Revolusi industri 2.0 ini merupakan kelanjutan yang tidak terpisahkan dari revolusi industri sebelumnya yang mulai  di Inggris pada abadke-18.

Revolusi Industri 2.0 dikenal juga dengan revolusi teknologi dimana dalam periode ini terjadi lompatan besar dan radikal dalam perkembangan teknologi dan budaya masyarakat. Inovasi pada periode ini merupakan pengembangan industri sebelumnya dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan berlangsung sekitar tahun 1900- 1960 yang bercirikan dengan ditemukannya mekanisasi sistem produksi massal dengan menggunakan jalur perakitan yang lebih efektif dan efisien, serta adanya standarisasi mutu dan kualitas.

Beberapa inovasi dan kemajuan pada periode Revolusi Industri 2.0 antara lain :

Pengembangan sumber daya energi seperti minyak bumi, batu bara sebagai sumber bahanbakarbaru.

Periode awal teknologi listrik yaitu penemuan arus listrik AC dan DC yang bisa difungsikan untuk pembuatan motorlistrik(elektrifikasi).

Inovasi baru produksi besi dan baja dalamskalabesar.

Produksi massal mobil dan pesawat sebagai alat transportasimassal.

Meluasnya pemakaian mesin industri untukmanufaktur.Penggunaan teknologi listrik yang diterapkan ke dalam teknologi transportasi dan telekomunikasi merupakan lompatan besar bagi perkembangan disektorindustri.

Revolusi industri 3.0

Perkembangan jaman mendorong kita untuk melakukan inovasi. Di mulai dengan Revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan ditemukannya mesin untuk industri, llu revolusi industri 2.0 ditandai dengan penemuan teknologi listrik untuk industri dan berikutnya revolusi industri ke-3 yang di awali dengan munculnya teknologi informasi dan elektronik yang masuk ke dalam dunia industri yaitu sistem otomatisasi berbasis komputer dan robot. Peralatan industri sudah tidak lagi dikendalikan oleh manusia, namun sudah dikendalikan oleh komputer atau lebih dikenal dengan istilahkomputerisasi.

Pada periode ini th 1960-2010 melahirkan inovasi pengembangan sistem perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat keras elektronik. Banyak penemuan- penemuan dan pembuatan perangkat elektronik yang memungkinkan untuk melakukan otomatisasi operasional mesin- mesin menggantikan peran operator produksi.

Beberapa inovasi dan kemajuan pada periode Revolusi Industri 3.0 antara lain :

Teknologikomputer.

Aksesinternet.

Peralatanelektroniksmartphone.

Inovasi sistemperangkatlunak.

Inovasi dan pengembangan sumber energybaru.

Revolusi industri 4.0

Tibalah saatnya kita memasuki revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya konektivitas manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan istilah cyber physical. Perkembangan revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat dengan tujuan mulia menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik. Pada era industri 4.0 ini ada pergeseran trend inovasi ke arah teknologi digital.

Di era revolusi industri 4.0 memungkinkan otomatisasi di semua bidang untuk mencapai produktivitas yang efektif dan efisien. Penerapan sistem informasi rantai pasokan digital ke seluruh unit kerja akan meminimalkan peran manusia sebagai operator. Secara umum di era industri 4.0 ini peran tenaga manusia berubah dari peran operator menjadi seorang ahli dengan kompetensi yang tinggi.

Istilah lain dari revolusi industri 4.0 adalah revolusi digital dan era disrupsi teknologi. Semua bidang akan menggunakan otomatisasi sistem pencatatan dengan komputer. Salah satu karakteristik unik dari revolusi industri

4.0 adalah penerapan kecerdasan buatan dalam semua bidang industri.

Revolusi industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah jerman untuk mempromosikan komputer manufaktur. Revolusi

generasi empat ini ditandai dengan munculnya komputer canggih, robot pintar, kendaraan tanpa kemudi, yang memungkinkan manusia lebih mengoptimalkan fungsi otak.

Indonesia dan Paradoks Revolusi Industri

Kata Paradoks sering digunakan untuk menjelaskan tentang sesuatu yang berlawanan atau berkontradiksi. Yang dimaksud oleh penulis dalam tulisan ini adalah sesuatu yang berlawanan akibat dari kehadiran revolusi Industri yakni hal- hal yang bersifat positif/baik tetapi juga sesuatu yang bersifat negatf/buruk.

Menurut Jurgen Habermas (1999), arus globalisasi merupakan keniscayaan sejarah sekaligus melahirkan masalah sejarah. Secara kejam telah membagi dunia kedalam kelompok pemenang dan pecundang seraya menginjeksikan kepalsuan sehingga melahirkan distorsi. Pembelahan dunia menjadi pihak yang menang dan kalah menimbulkanketidaksetaraan.

Segala kemajuan yang telah di capai oleh manusia hingga hari ini dengan berbagai tahapannya itu tidak serta merta tanpa tujuan. Dari berbagai ambisi dan keinginan manusia sejak ribuan tahun yang lalu, serta kebutuhan dan keresahan juga ketakutan yang turut memaksa manusia untuk melakukan sesuatu agar tetap suvive dan memberikian kesenangan juga kenyamanan pada kehidupannya, memaksa manusia mengobrak abrik alam ini dengan segala kemampuan dan keinginannya. Manusia pun menjadi makhluk yang paling adidaya di dunia ini dengan alasan yang tidak seorang pun dapat menolaknya, yakni kebahagiaan dan kepuasan.

Dari zaman meghalithium (batu) hingga era modoren seperti saat ini berbagai pencarian dan penelitian tidak henti hentinya dilakukan oleh para ahli dan peneliti hingga budaya dan gaya hidup serta lingkuangan masyarakatpun demikian dinamis mengikuti setiap prestasi dan pencapaian tersebut. Lantas kapan manusia akan menemuakan kepuasan dan kebahagiaan. Prestasi dan kemajuan yang telah diraih, terutama pasca renasiance, bila di lihat dengan kaca mata humanis merupakan suatu pemandangan yang menampilkan sebuah truk kontentener kehidupan yang sedang berjalan di atas lintasan waktu, memuat berpaket paket paradox dankemajuan.

Jika kita urutkan perubahan perubahan yang terjadi secara urutan waktu mulai dari revolusi industry 1.0 tahun 1800-1900 yang di tandai dengan  penemuan mesin uap, sampai belum lama ini pada 2010 yang lalu telah terjadi berbagai kemudahan dan kemajuan yang lagi lagi di capai oleh sains, di mana berbagai pekerjaan manusia telah tergantikan dengan hadirnya I0E (Internet of everything), Artificial artificial dll sehingga hari ini menimbulkan pengagungan berlebih sebagai sebuah prestasi sekaligus perdebatan di berbagai kalanganmulai

dari ilmuan, peneliti, hingga kaum konservatis dan agamis bahkan di level  Negara daninternasional.

Sejak kedatangan eropa ke Indonesia berbekal aneka  karya  industri seperti senjata dan kendaraan bermotor serta mesin mesin pabrik,  merupakan awal yang baik dalam membawa kiita menuju  sebuah  modifikasi kehidupan  yang serba medoren dan berkiblat pada kemajuan kemajuan yang di capai oleh sains. Sejak proklamasi kemerdekaan Hingga saat ini Indonesia merupakan Negara yang tidak hanya mau diam dengan semua kemajuan dan perkembangan yang terjadi hari ini.

Orang hari ini tidak perlu lagi menggunakan kapal layar dan sebagainya untuk pergi ke luar negeri seperti berabad abad yang lalu berkat kemajuan  industry di transportasi begitu juga dengan para investor asing yang hanya dengan hitungan menit dan jam sudah bisa berada di negeri kita. Tekhnologi membuat jarak mejadi sesuatu yang bukan lagi hambatan orang untuk bertemu memenuhi kebutuhan dan keinginannnya. Namun yang paling menjadi fokus perhatian hari ini adalah pencapaian di revolusi 4.0 tempat di mana kita bertarik tolak seperti magnet dengan sejumlah pro kontra yang terjadi berbaigai kalangan daan kelompok.

Budaya dan tradisi yang menjadi khazanah identitas negeri ini semakin terkikis oleh kemajuan kemajuan yang ada. Teknologi memang merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari.karena kemajuan teknologi berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya, begitu juga dengan aspek kehidupan yang lain pada umumnya. Namun demikian pada awalnya teknologi di ciptakan untuk membantu masyarakat dan menghasilkan manfaat yang positf, tetapi faktanya kemudia ada dampak negative yang diberikan.

yang terjadi saat ini akan membawa banyak perubahan terhadap kinerja manusia dimana tenaga kerja manusia digantikan oleh mesin akibat dari berkembangnya teknologi digital dan internet. Menurut Prof. Klaus Martin Schwab menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Saat ini Kementrian Perindustrian (kemenperin) telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 sebagai roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan strategi dalam menghadapi era revolusi industri keempat.

Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang lebih baik. Budaya kerja di era revolusi industri 4.0 mampu mengubah kinerja suatu karyawan akibat adanya perkembangan teknologi. Pada era revolusi industry 4.0 telah mengubah budaya karyawan yang awalnya menggunakan paper based dalam bekerja, beralih menjadi digital based. Revolusi industri 4.0 akan banyak dirasakan oleh generasi millenial dimana generasi ini banyakmenjadi

pekerja. Dengan adanya teknologi digital dan internet yang semakin maju akan mengubah kebiasaan-kebiasaan pekerja di era revolusi industri sebelumnya.

Berkembangnya revolusi industri 4.0 masih ada unsur budaya kerja yang harus dipertahankan yaitu pertama sikap terhadap pekerjaan, yakni menyukai pekerjaan kita sehingga tidak merasa terpaksa melakukan sesuatu pekerjaan dan yang kedua perilaku pada waktu bekerja, yakni kejujuran dalam bekerja selalu diutamakan, mampu bekerja sama dengan tim, berhati-hati, dan bertanggung jawab.

Etika dan tata krama dimiliki manusia dan tidak dimiliki teknologi. Prinsip-prinsip disiplin kerja akan berubah sebagai contoh dengan semakin canggihnya teknologi, karyawan tidak perlu hadir di tempat kerja tepat waktu. Prinsip-prinsip disiplin kerja yang masih bisa dilakukan karyawan adalah bekerja sesuai dengan prosedur, mematuhi dan taat kepada saran atasan, menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien, dan tidak menunjukkan sikap malas bekerja. Di era revolusi industri 4.0 membutuhkan tenaga kerja yang kreatif, kritis, komunikatif, dan kolaboratif.

Hal itu dapat menjadi dasar dalam merancang program kerja dan menyelesaikan program kerja. Kesimpulannya budaya dan disiplin kerja dapat berubah dengan adanya perkembangan teknologi dan internet pada era revolusi industri 4.0, maka untuk menghadapi disruption ini, kita sebagai  generasi millenial mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kerja sama tim dalam menghadapi perubahanteknologi.

Belum lagi akibat yang ditimbulkan pada kerusakan alam  yang diakibatkan oleh eksploitasi berlebih karena keserakahan manusia, kehadiran teknologi membuat semua yang dulunya tidak bisa dilakukan bahkan tidak mungkin semuanya menjadi bisa dan mungkin. Era digital juga menyebabkan krisis nilai dunia modern karna seolah-olah manusia terpenjara bahkan menyembah teknologi, dalam bahasanya yasraf amir piliang kita menghadirkan tuhan-tuhan digital lalu melupakan Tuhan yang mutlak yakni Allah swt.Akibatnya muncul tokoh-tokoh ilmuan yang bahwa Tuhan adalah sebuah delusi yang yang harus dihapuskan dalam tatanan kehidupanmanusia.

Peta Jalan Menatap Indonesia Masa Depan

Kehadiran revolusi Industri 4.0 yang paradoks bukan tidak mungkin untuk bisa diatasi, Indonesia mampu mengantisipasi dampak buruk yang dibawa oleh rovolusi industri dengan cara bekerja sama multi sektor untuk membentuk mental dan karakter yang baik agar terhindar dari krisis nilai yang dibawa oleh dunia modern.

Istilah mental berasal dari kata latin “mens”(mentis) yang berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Mental dapat diartikan sebagai suasana kejiwaan dan pola piker (mindset) seseorang atau sekolompok orang. Adapun istilah karakter berasal dari bahasa yunani dan latin “kharasein”/kharakter” yang berarti tulisan, lukisan, cetakan atau pahatan. Singkat kata, karakter adalah lukisam sang jiwa; ia adalah cetakan dasar kepribadian seseorang/sekolompok orang, yang terkait dengan kualitas-kualitas moral, integritas, ketegaran serta kekhasan potensi dan kapasitasnya sebagai hasil dari suatu proses pembudayaan dan pelaziman (habitus).

Kemajuan sains dan teknologi harus dibarengi dengan kekuatan mental karakter spititualitas yang baik. Apabila kemajuan sains dan teknologi tidak disertai dengan nilai-nilai mental dan moralitas maka akan menyebabkan runtuhnya kemanusiaan dan peradaban Indonesia. Bung Karno sang tokoh Proklamator telah jauh-jauh mengingatkan kita ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi. “Revolusi atom harus disertai revolusi Mental. Revolusi Atom harus di kawani revolusi Moral. Kita harus berani berpikir dalam alam damai,bukan dalam alam perang.kita harus berpikir dalam alam percaya mempercayai,bukan dalam alam curiga. Kita harus berpikir dalam alam kerjasama,bukan dalam alam jegal menjegal. Jikalau revolusi atom itu tidak tidak disertai dengan Revolusi mental dan revolusi moral, maka kemajuan yang di bawakan itu akan membawa manusia masuk terjungkal dalam jurangnyakebencanaan”.

Landasan moral spiritualitas menjadi fondasi dasar dalam menjaga peradaban, tetapi sebuah peradaban bila ingin tetap bertahan sekaligus menjadi peradaban yang unggul maka harus menguasai sains dan teknologi.oleh karna itu Indonesia harus mampu menguasai sains dan teknologi sekaligus menjadikan moralitas spiritualitas sebagai landasan yang paling utama. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian dari Arnold Toynbee, dengan teori nya tentang pengaruh radiasi budaya.

Dalam pandangannya, peradaban itu berlapis-lapis, dimulai dari teknologi di lapisan terluar, berturut-turut disusul oleh lapisan seni (estetika), lapisan etika, dan agama di lapisan terdalam. Kebudayaan yang lebih kuat akan meradiasi kebudayaan yang lebih lemah. Namun, pengaruhnya tak langsung masuk secara keseluruhan, tetapi secara parsial merembesi lapisan-lapisan budaya. Lapisan terluar (teknologi) merupakan lapisan paling mudah ditembus; makin ke dalam, makin sulit.

Konsep ini sejalan dengan ajaran islam tentang keharusan untuk beriman sekaligus berilmu, didalam Al-quran bahkan Allah meninggikan derajat orang yang beriman sekaligus berilmu (Q.S Al Mujadilah ayat 11).

Dengan demikian agar kehadiran revolusi industri 4.0 tidak menjadi paradoks yang sangat tinggi maka Negara Indonesia harus menanamkan sejak dini kepada seluruh rakyat Indonesia tentang penting nya nilai-nilai mental karakter spiritualitas agar kemajuan sains dan teknologi tidak menyebabkan krisis nilai yang meruntuhkan peradaban. Mental karakter yang baik akan membuat manusia tidak mengeskploitasi alam secara berlebihan, tidak menjadi manusia yang hanya menginginkan hasil yang isntan tanpa perjuangan, terpenjara dalam dunia digital sehingga tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat lainnya,  tidak mendiskrimanasi orang lain, akan saling menolong dalam kebaikan dankebenaran.

Meskipun demikian, pembentukan karakter adalah sesuatu yang tidak mudah, dibutuhkan proses yang panjang, kesabaran dan kerja sama lintas sektor untuk meminjam istilah Anies Baswedan harus dilakukan dengan “merekayasa lingkungan”. Dalam sebuah pidato pendidikannya beliau mengatakan bahwa pembentukan karakter adalah sesuatu yang sangat penting dimulai dari rumah, sekolah dan diantara rumah dan sekolah yakni tempat dimana seseorang bergaul.

Yudi Latif juga mengatakan bahwa membangun mental karakter memerlukan berbagai usaha pembudayaan secara konsisten, berkelanjutan, dan terpadu.pendidikan karakter harus dimulai sejak dini agar anak-anak sebagai penerus bangsa telah dibentuk sejak dini untuk mempunyai mental karakter yang baik. Upaya yang dilakukan tidak bisa hanya dengan memberikan edukasi, tetapu harus dengan contoh-contoh perilaku yang nyata. Oleh karna itu perilaku orang- orang terdekat yakni orang tua, keluarga, guru dll menjadi contoh teladan yang harus menjadi sebuah keniscayaan. Jika tidak maka edukasi yang diberikan hanya akan menjadi sesuatu yang sia-sia.

Oleh karna itu, hal ini sesuai dengan ajaran islam yang juga sering digaungkan oleh Himpunan Mahasiswa Islam yakni harus beriman berilmu dan beramal. Iman menjadi landasan mental karakter spiritual, berilmu agar mampu beradaptasi dan menguasai kemajuan sains dan teknologi yang disebabkan oleh revolusi Industri 4.0 dan globalisasi. beramal agar semua penanaman nilai-nilai tidak hanya diserap sebagai sebuah kerangka berfikir tetapi juga menjadi praktik, pola perilaku sehari hari agar tidak ada semacam jurang pemisah antara ide dan realitas sehingga mampu cita-cita Negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Harari, Noah Yuval. (2018). Homo Deus: Masa Depan Umat Manusia. jakarta: PT PustakaAlvabet.

Harari, Noah Yuval. (2018). Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia. jakarta:Kepustakaan PopulerGramedia.

Kusnandar, Adit. Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0. Fakultas Komputer Universitas Mitra Indonesia.

Latif, Yudi. Serangan jantung Budaya. Opini Kompas: 30 Desember 2016

Latif, Yudi. (2020). Wawasan Pancasila: Bintang Penuntun Untuk Pembudayaan.

Jakarta: Mizan.

EFEKTIVITAS DARING DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN INDONESIA DI MASA PANDEMIK COVID-19

 


Aisyiah Aiwani

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang, Komisariat KIPMA UNDANA

Jln. Hans Kapitan, Kelapa Lima, Kota Kupang

Email: asabaletti@gmail.com

ABSTRAK

        Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilaksanakan sebagai dasar terwujudnya pembelajaran yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Ditengah keberadaan covid-19 yang datang tanpa diundang, pendidik dan peserta didik diminta untuk berada dalam keadaan sehat namun tetap melakukan pembelajaran seperti mana adanya. Pembelajaran yang dilakukan ditengah keberadaan covid-19 ini dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yaitu dengan cara mengambil langkah alternatif untuk menjalankan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk tetap melakukan interaksi dengan membatasi interaksi fisik dan melakukannya menggunakan media perantara.

Kata kunci: Pendidikan, covid-19 dan daring.

ABSTRACK

          Education is a conscious and planned effort tat is carried out as the basis for the realization of learning that educates the nation's life. In the midst of the presence of Covid-19 that came uninvited, educators and students were asked to be in a healthy state but still carry out learning as it is. Learning carried out in the midst of the existence of Covid-19 is carried out by paying attention to health protocols, namely by taking alternative steps to carry out online learning. Online learning allows students and educators to keep interacting by limiting physical interactions and doing so using intermediary media.

Keywords: Education, covid-19 and online.

PENDAHULUAN

Daring merupakan suatu proses kegiatan interaksi yang mengandalkan jaringan sebagai ganti dari tatap muka dan bertemu. Dalam KBBI, daring berasal dari kata da.ring yang berarti dalam jaringan atau terhubung melalui jaringan computer, internet, dan sebagainya. Plt. PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Hamid Muhammad (Kompas.com) mengemukakan bahwa pengertian daring sebagai pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan learning manajemen system (LMS) yang memungkinkan individu dapat mengakses sesuatu menggunakan jaringan. Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa daring merupakan kegiatan interaksi yang berbasis jaringan dan internet untuk membantu individu dalam berkomunikasi ataupun mengakses sesuatu menggunakan jaringan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik(mendidik) yang artinya memelihara dan memberi Latihan (ajaran,pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Nurkholis (2013) menjabarkan bahwa Pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam berinteraksi dengan alam beserta lingkungannya. Merujuk pada makna pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha memelihara dan memberikan Latihan sebagai dasar upaya untuk mencapai kecerdasan dan kedewasaan jasmani serta rohani agar dapat membantu seorang individu untuk dapat berinteraksi dengan alam beserta lingkungannya

Pendidikan daring merupakan suatu usaha memelihara dan memberikan Latihan sebagai dasar upaya untuk mencapai kedewasaan dan kecerdasan dengan menggunakan basis jaringan dan internet dalam rangka membangun komunikasi pembelajaran. Pendidikan menggunakan jaringan dilakukan dengan harapan dan tujuan agar dapat membantu individu satu dengan individu yang lain dalam hal ini adalah pengajar dan peserta didik untuk dapat tetap berinteraksi dan melakukan kegiatan belajar mengajar meskipun tidak melakukan tatap muka. 

Dabbagh dan Ritland (2005:15) menyebut e-learning dengan istilah online learning yang mendefinisikan pembelajaran online sebagai lingkungan pembelajaran terbuka dan terdistribusi alat-alat pedagogik, internet, teknologi berbasis jaringan, untuk memfasilitasi pembelajaran dan membangun ilmu pengetahuan melalui aksi dan  interaksi. E-learning merupakan pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tergantung pada kebutuhan sumber daya manusia (pengajar, dosen, instruktur, dan peserta didik) yang melakukan kegiatan pembelajaran e-learning tersebut

Sistem pendidikan di Indonesia

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, kita mengenal pedoman pembelajaran yang disebut kurikulum. Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini telah membuat dan mengubah beberapa trobosan kurikulum. Enam tahun belakangan ini, Indonesia menerapkan sistem pendidikan kurikulum 2013 setelah sebelumnya menggunakan KTSP 2006 sebagai pedoman pembelajaran. Selain itu, pendidikan Indonesia juga didasari dan dilindungi oleh UU. No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

UU. Nomor 20 Tahun 2003

Sistem pendidikan di Indonesia pada dasarnya berpatokan pada hukum wilayah NKRI yang mewadahi dan melandasi agar pendidikan di Indonesia dapat terlaksana dengan adil, tidak mendiskriminasi dan dilaksanakan sebaik mungkin diseluruh pelosok Indonesia. Memaknai Penggalan pasal dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan seseorang dj Indonesia telah dijamin pendidikannya atas keberadaannya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

UU Nomor 20 tahun 2003 pada BAB III pasal 4 ayat 1-6 yang membahas mengenai prinsip pendidikan di Indonesia menjelasakan prinsipnya sebagai berikut; Ayat 1 yang berbunyi Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminasi dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Ini menjelaskan secara rinci mengenai penyelenggarakan pendidikan di Indonesia secara demokrasi yang tidak menjegat individu manapun dalam menyatakan dan mengemukakan pendapatnya dalam rangka melaksanakan pendidikan. Selain itu, pada ayat 1 juga dijelaskan bahwa pendidikan hendaknya berkeadilan dan tidak mendiskriminasi golongan tertentu, ras, agama,dan status sosial. Pendidikan yang dimaksud dalam penjelasan tersebut diharapkan agar dapat memanusiakan manusia seperti yang diamanatkan dalam UU dasar 1945.

Ayat 2 yang berbunyi Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Ayat tersebut secara rinci menjelaskan mengenai pendidikan sebagai sistem kesatuan yang sistematik, terencana dan diatur berdasarkan jenjang yang mewadahinya. Pada penggalan ayat 2 tersebut termuat kalimat sistem terbuka dan multimakna yang artinya dalam pendidikan, sistem yang ada harus terbuka dan tidak membatasi pemikiran peserta didik serta multimakna tidak monoton pada satu pijakan makna. 

Ayat 3 yang berbunyi; Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Serta ayat 4 yang berbunyi pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. 2 ayat tersebut Mengemukakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan diharapkan dapat memberi keteladan dan mengembangkan kreativitas yang ada pada diri peserta didik yang sedang mengeyam pendidikan. Kreativitas yang tertulis pada ayat ke 4 memuat maksud agar peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran yang kompetetif dan memotivasi.

Ayat 5 dan 6 yang berbunyi; Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Serta Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Ayat tersebut menekankan bahwa pendidikan sebagai awal fondasi peserta didik akan bertujuan akhir pada pembentukan peserta didik yang dapat memainkan peranan dalam bersosialisasi dan belajar melalui lingkungannya bersama masyarakat. Artinya, peserta didik tidak hanya belajar mengenai membaca,menulis dan berhitung belaka namun juga belajar berkomunikasi dengan individu lain dilingkungannya.

Rujukan kurikulum pembelajaran 2013 

Hosnan (2014:19) menekankan pola pikir dan intisari dari kurikulum 2013 yang membedakan dengan KTSP 2006 sebagai berikut.

Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan 

Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran

Semua mata pelajaran harus berkompetensi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Pola pikir dan intisari dari kurikulum 2013 tersebut memaparkan bahwa setiap standar kompetensi yang telah diatur dan dijalankan di KTSP 2006 disesuaikan lagi dan diratakan berdasarkan kebutuhan peserta didik. Dalam pengimplementasian yang dilaksanakan pada satuan pendidikan disekolah, kurikulum 2013 berorientasi pada kreativitas siswa dengan slogan student centered learning yang mengupayakan agar pembelajaran dapat terfokus oleh, dari dan kepada peserta didik. Hal tersebut berarti bahwa kurikulum 2013 ini menekankan bahwa siswa harus kreatif dalam merespon dan mengekspresikan stimulus-stimulus yang diberikan pendidik sebagai bentuk rangsangan dan pemicu dalam hal pembelajaran disekolah.

Peralihan metode pelaksanaan pendidikan dimasa pandemik covid-19

Pada masa darurat covid-19 yang terhitung sejak maret 2020, hampir seluruh sektor industri hingga pendidikan mengambil tindakan pecegahannya masing-masing. Mengutip dari surat ederan nomor 4 tahun 2020 tentang kebijakan masa darurat covid-19, nampaknya kemendikbud sebagai perpanjangan tangan presiden mengambil kebijakan pencegahan untuk mencegah adanya penyebaran covid-19 pada satuan pendidikan. Kebijikan yang diambil antara lain; Proses Belajar akan dilaksanakan dari rumah dengan ketentuan sebagai berikut:

Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; 

Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; 

Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah, 

Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

SE yang dikeluarkan oleh kemendikbud tersebut merampungkan dan mengusahakan secara maksimal agar proses pembelajaran yang tadinya dilakukan secara tatap muka diganti dengan proses pembelajaran jarak jauh dengan bantuan jaringan dan media pembelajaran. Produktivitas belajar peseta didik tidak diberikan skor kuantitatif namun diganti dengan umpan balik yang bersifat kualitatif agar peserta didik dinilai dari kualitas pembelajaran yang dicapai bukan kuantitas angka yang didapat. 

Efektivitas daring dalam pelaksanaan pendidikan dimasa pandemik covid-19 

Covid-19 merupakan peristiwa yang hadir ditengah-tengah masyarakat tanpa ada yang mampu memperkirakan kehadirannya. Urgensi adanya covid-19 ini memaksa semua pihak untuk melaksanakan kegiatannya menggunakan daring. Pada basis pendidikan dan pembelajaran, daring juga digunakan untuk menggantikan pola pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan. Berbicara pergantian pola dan model pembelajaran berarti berbicara mengenai keefektivan pola baru tersebut. Daring dalam penggunaannya ditengah pandemik covid-19 ini membantu para pengajar dan peserta didik untuk dapat dimudahkan proses kegiatan belajar mengajarnya yang tadinya dilakukan dalam bentuk tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran melalui sistem jaringan online ini mencakup empat hal penting (Punanji:2008), yaitu: (1) isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai, (2) menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh-contoh dan latihan latihan untuk membantu pembelajaran, (3) menggunakan media seperti gambar-gambar dan kata-kata untuk menyajikan isi dan metode, dan (4) mengembangkan serta membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi belajar

Empat hal penting diatas merupakan dasar dari keberhasilan dan keefektivan pembelajaran daring ini. Hal cakupan yang menjadi dasar tersebut merupakan syarat utama bagi pendidik dalam merancang pembelajaran yang semenarik mungkin agar dapat menaikan kualitas pembelajaran menjadi lebih menarik lagi. Namun jika diteliti dan disandingkan dengan realita yang ada sekarang ini, banyak pendidik yang tidak mampu menyelaraskan pembaharuan pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran daring ini. Ditengah kemajuan zaman yang teramat pesat, banyak pendidik yang tertinggal jauh dibelakang sana sehingga tidak mampu berinovasi ditengah pandemik ini. 

Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 4 ayat 1 yang berbunyi Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak mendiskriminasi dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan harus adil merata tanpa boleh membedakan apapun. Namun pada dasarnya, ditengah pandemik covid-19 yang tengah melanda seluruh bagian dunia ini, pendidik dan peserta didik dituntut untuk dapat menyelaraskan diri dan mengikuti pembelajaran melalui daring. Tanpa disadari diskriminasi telah terjadi diera ini. Dimana pendidikan yang berkeadilan tidak mungkin didapatkan peserta didik dengan minimnya media dan jaringan. Ini merupakan salah satu point yang menjelaskan ketidakefektivan daring ditengah pandemik ini

Yang kedua, merujuk pada pasal 4 ayat 4 yang berbunyi pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Point pasal 4 ayat 4 tersebut tidak tercerminkan dalam pendidikan daring. Hal tersebut dikarenakan dalam penyelenggaraan daring, pendidik tidak secara langsung dapat melihat perubahan keteladanan serta kemauan peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Jika ditinjau dan dilihat realitanya berdasarkan fakta penelitian yang dilakukan oleh segelintir lembaga, banyak peserta didik yang enggan mau mengakses pembelajaran daring dengan berbagai faktor yang melandasinya

Yang ketiga, dengan merujuk pada SE Kemendikbud nomor 4 tahun 2020 pada bagian pembelajaran daring yang berbunyi Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. Namun fakta lapangan yang ada, sebagian besar siswa yang melakukan aktivitas daring, mengikuti aktivitas daring dengan mengejar kuantitatif dan tidak memperdulikan kualitas pembelajaran yang didapat. Dengan berbagai macam kemudahan yang disajikan oleh dunia global, peserta didik lengah dan mengabaikan kualitas pembelajaran. Baik itu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan website bantu jawab seperti brainly dan google lens, dan lain lain sebagainya

KESIMPULAN

Pendidikan daring merupakan suatu usaha memelihara dan memberikan Latihan sebagai dasar upaya untuk mencapai kedewasaan dan kecerdasan dengan menggunakan basis jaringan dan internet dalam rangka membangun komunikasi pembelajaran. Pendidikan menggunakan jaringan dilakukan dengan harapan dan tujuan agar dapat membantu individu satu dengan individu yang lain dalam hal ini adalah pengajar dan peserta didik untuk dapat tetap berinteraksi dan melakukan kegiatan belajar mengajar meskipun tidak melakukan tatap muka. 

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, kita mengenal pedoman pembelajaran yang disebut kurikulum. Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini telah membuat dan mengubah beberapa trobosan kurikulum. Enam tahun belakangan ini, Indonesia menerapkan sistem pendidikan kurikulum 2013 setelah sebelumnya menggunakan KTSP 2006 sebagai pedoman pembelajaran. Selain itu, pendidikan Indonesia juga didasari dan dilindungi oleh UU. No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Namun, ketika dilanda pandemik covid-19, sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya didsari oleh UU. No 20 tahun 2003 dan Kurikulum pembelajaran tahun 2013 namun juga dibarengi dengan pedoman pembelajaran melalui SE Kemendibud nomor 4 tahun 2020 yang berbicara mengenai kebijakan masa darurat covid-19 

Pembelajaran daring memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran daring yang sangat dirasakan saat ini adalah memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk tetap dapat melakukan pembelajaran ditengah pandemik menggunakan media pembelajaran online. Namun masih sangat disayangkan,pembelajaran daring ini memiliki berbagai macam kekurangan yang berujung pada ketidakefektivan daring sebagai wadah pembelajaran alternatif saat ini. 


DAFTAR PUSTAKA

-----------Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia di kbbi.kemendikbud.go.id/entri/ . Diakses pada 19 september 2020

Dabbagh dan Ritland (2005) .Online learning: Concept, strategies, and application. New Jersey: Pearson education, Inc.

Hosnan (2014). pendekatan sainifik dan konsektual dalam pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia

Kemendikbud. Kurikulum Pembelajaran 2013

Kemendikbud. SE nomor 4 Tahun 2020 tentang kebijakan masa darurat covid-19

Nurkholis (2013). pendidikan dalam upaya memajukan teknologi. STAIN Purwokarto:Purwokarto

Setyosari, Punaji. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan TEP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri.


Prodjo Wahyu .2020. ”Pembelajaran Jarak Jauh Bukan Pembelajaran Daring”. Dalam kompas.com, 16 Juni 2020. Jakarta


Pemerintah Republik Indonesia .Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.



Jumat, 10 Juli 2020

Mentari yang Tersembunyi

Karya Nur Aisha

Mentari yang terselimuti oleh mendung

Bersamaan dengan tanya yang masih mengukung 

Sejak sekian lama tentangmu

Malu-malu sang mentari dipagi nan menyejukkan 

terbayang lagi

Senyum dirimu yamg kurindukan

Wahai sang mentari yang menyinari pagi

Andai ku bisa mengapaimu dan ku peluk dirimu 

Pasti akan ku bawah kau ke dalam hidupku

Perlahan kubuka jendela dengan debur rasa di dada

Sebagai penuh harap ada sapamu menanti

Bak napas panjang dalam kehampaan yang kian pekat  

Karna tak ada seyummu menanti

Tatapanku hanya pada sang embun yang berjuntai 

bening indah diujung dedaunan

Kupu-kupu riang melingkari bunga-bunga ditaman

Memikirkan tak ada salam kau titipkan dan tak ada lirih 

suarahmu dalam tegur sapa

Dengan senyum hambar yang sersisa ku biarkan jendela 

terbuka

Agar sepoi angin tetap menerpa wajahku

Disini di lengkung kemilau mentari pagi ku ukir namamu

Ku pahat dengan indah dengan tajamnya belati rinduku

Akan tetapi ada yang berubah tanpa kusadari

Entah sejak kapan dimulai, bak mati suri rinduku tak 

bisa lagi ku sentuh

Kemanakah engkau bersembunyi wahai mentari ku

Rabu, 29 April 2020

"Solusi Penanganan Covid 19, Kebijakan Politik Harus Tunduk pada Riset Ilmiah"

ALHUDA LADOPURA
WASEKUM PTKP Periode 2019-2020


Sinisme ditengah wabah covid 19 oleh sebagian masyarakat Indonesia berangkat dari lelucon yang dihadirkan oleh elit politik di negeri ini. Jauh hari sebelum covid 19 melanda negri ini, para ilmuwan sudah mengingatkan bahkan melakukan studi ilmiah dalam menanggulangi Covid 19 ini. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sudah merilis buku dengan judul Pneumonia Covid 19 (Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia) pada bulan januari 2020 yang membahas covid 19 belum melanda bangsa ini. 

Lihat Juga :  Pneumonia Covid 19

Buku 67 halaman yang terdiri Dari 6 bab tersebut terkesan dianggap remeh oleh elit politik. Ketidakpercayaan pemegang kebijakan akan data yang dihadirkan oleh ilmuwan tersebut menjadikan petaka awal Covid 19 di negri ini. Situasi sekarang harus dipahami sebagai kegagalan politik karna tidak bersahabatnya elit politik dengan ilmuwan sendiri. Melirik jauh kebelakang ilmuwan hadir sebagai pemberi solusi.

Pemenang perang dunia ke II Amerika harus tunduk pada gagasan Albert Einstein dalam proyek pembuatan bom atom untuk menaklukan Jepang. Semangat penjelajahan bangsa Eropa ke Nusantara pun tak lepas dari peran ilmuwan Nicolaus Copernicus pakar matematika dan astronomi dari Polandia yang mengajukan teori Heliosentris (Bumi bulat). Takluknya Aceh dari Belanda tak lepas dari tunduknya milter Belanda terhadap ilmuwan antropologi Dr. Snouck Hugronje dalam memberikan teori antropolginya yang jelas dari sisi kelemahan tentara Aceh.

Situasi saat ini, harus diprioritaskan pada riset ilmuwan akan penyelesaian bencana Covid 19 ini. Sedangkan elit politik tinggal bagaimana menyesuaikan pada tataran kebijakan. Carut marutnya kebijakan politik ditambah pemberitaan pers yang syarat akan politik menjadikan kebingungan pada rakyat, bosan bahkan psimis terhadap penyelesaian wabah ini oleh pemerintah. Rakyat akan cari perlindungan tersendiri jika elit politik terusan bermain main dengan wabah ini. Pernyataan pusat yang sulit ditafsirkan daerah bahkan Otonomi daerahpun kesannya terabaikan oleh pusat.

Beberapa kasus seperti viralnya Istana dalam menerjemahkan perbedaan Mudik dan Pulkam saat di wawancara oleh Najwa Sihab, bahkan itu menjadi bahan olok olokan rakyat sebab rakyat pastinya bosan akan kondisi politik yang carut marut. Berikutnya kasus mengamuknya Bupati Kabupaten Bolaang Mangondoow Timur (Boltim) Sehan Salim Landjar terhadap Mensos yang terlalu rumit dalam menerapkan kebijakan terhadap daerah. Semua kasus tersebut menjadi bukti semrawutnya kebijakan pusat dalam menangani Covid 19 ini.


Situasi sekarang negara harus lepas dulu rantai birokrasi, tunduk pada riset ilmiah semua tenaga harus dikerahkan sepenuhnya untuk rakyat. Suatu kebijakan yang hadir harus mudah diterjemahkan oleh rakyat bukan membuat serepublik jadi bingung. Point pentingnya apapun yang terjadi negara harus melindungi warganya setelah itu baru mensejahterakan setelah itu mencerdaskan dilanjutkan ikut melaksanakan ketertiban dunia.